Jumat, 21 Februari 2014

Lafaz Cinta Kesyukuran



 maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan
(QS: Ar-rahman)


Segala puji dan syukur atas segala rahmat dan hidayah dari Nya, Allah SWT. Tak habis-habisnya rasa syukur ini terucap atas karunia besar yang telah Allah berikan.. Karunia terbesar itu datang pada tanggal 5 Desember 2013 tepatnya pada hari kamis, dan menjadi sejarah hidup yang tak terlupakan. Disinilah kehidupan baru saya dimulai, dengan seorang laki-laki yang Allah titipkan menjadi pedamping hidup untuk melawati hidup bersama, mengarungi suka dan duka dalam bahtera rumah tangga, dan menyatukan visi misi untuk menggapai ridho-Nya.

Alhamdulillah, hampir genap 3 bulan bahtera rumah tanggaku berlayar. Walaupun masih terbilang seumuran jagung, tapi sudah banyak perjalanan kisah yang telah tertoreh didalamnya. Dari masa beradaptasi, pengenalan masing-masing karakter dan masa-masa yang pada akhirnya kami terbiasa dengan kehadiran sosok lain yang selalu medampingi, yang kehadirannya menjadi penting dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Syukur itu juga terpanjat, karena proses pengenalan saya dan suami sampai dengan jenjang pernikahan dilalui dengan proses Ta’aruf, yaitu salah satu proses tuntunan syariah islam sebelum adanya akad nikah.

Oleh karena itu tak terpungkiri, rasa kecanggunan dan kekikukan tercipta ketika di awal-awal pernikahan. Tetapi, karena itulah semuanya menjadi indah. Walaupun terkadang adanya perbedaan karakter dan pandangan untuk menyatukan visi dan misi masing-masing untuk mencapai tujuan bersama. Dan ini juga menjadi sebuah rasa syukur bagi saya, Allah masih memberikan nikmat kecanggunanan dan kekikukan, Karena realitanya banyak pasangan-pasangan yang sudah kehilangan nikmatnya rasa canggun dan kikuk diawal pernikahannya, karena sebelum akad nikah pasangan-pasangan ini sudah terlalu dekat, bahkan sudah menjalin hubungan yang disebut pacaran. Padahal jelas sekali, pacaran itu dilarang dalam agama islam karena mendekati zina. Sebagaiman Allah sudah berfirman didalam Al-Quran surat Al-isra ayat 32, “janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu perbuatan keji dan sesuatu yang buruk”.

Pepatah bijak mengatakan “sesuatu yang dimulai dengan kebaikan maka akan berakhir dengan kebaikan pula”. Jadi, tidak salahnya kalau kita memulai segala aktivitas dan keinginan dengan kebaikan, apalagi pernikahan. Yang merupakan ibadah, pertanggungjawabannya dunia sampai akherat. Karena pula, yang pernah saya dengar ada 3 katogori bagaimana jodoh itu didapat, yaitu katagori pertama, jodoh karena Allah. Jodoh ini didapat sesuai dengan ajaran syariah islam, dari mulai perkenalan sampai akad nikah terjadi tidak adanya pelanggaran terhadap ajaran islam, biasanya dilalui dengan proses Ta’aruf. Katogori kedua, jodoh karena nafsu. Jodoh karena nafsu ini biasanya adanya jalinan sebelum akad nikah berlangsung seperti pacaran. Dan  Katogori ketiga adalah, jodoh karena setan. Jodoh karena setan adalah pernikahan yang dipaksakan seperti telah melakukan zina besar. Na’uzubillahiminzalik.

Kini setelah karunia yang besar ini telah Allah berikan, hanya syukur dan doa yang terpanjatkan. Semoga pernikahan ini Barokah, selalu  dalam ridho-Nya dan lelaki yang telah Allah amanahkan untuk berada di sisiku, menemani hari-hariku merupakan, jodoh yang diberikan oleh-Nya. Harapanku semoga kelak kami dipertemukan kembali dalam jannah-Nya. Amiinn…

Wallahua’alambisshawab…..


Jika aku diberi kesempatan untuk memilih sekali lagi, maka aku akan tetap memilih mu”.
(Ainun Habibie)