“maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan”
(QS: Ar-rahman)
Segala puji dan syukur atas segala rahmat dan hidayah dari
Nya, Allah SWT. Tak habis-habisnya rasa syukur ini terucap atas karunia besar
yang telah Allah berikan.. Karunia terbesar itu datang pada tanggal 5 Desember
2013 tepatnya pada hari kamis, dan menjadi sejarah hidup yang tak terlupakan. Disinilah
kehidupan baru saya dimulai, dengan seorang laki-laki yang Allah titipkan
menjadi pedamping hidup untuk melawati hidup bersama, mengarungi suka dan duka
dalam bahtera rumah tangga, dan menyatukan visi misi untuk menggapai ridho-Nya.
Alhamdulillah, hampir genap 3 bulan bahtera rumah tanggaku
berlayar. Walaupun masih terbilang seumuran jagung, tapi sudah banyak
perjalanan kisah yang telah tertoreh didalamnya. Dari masa beradaptasi,
pengenalan masing-masing karakter dan masa-masa yang pada akhirnya kami
terbiasa dengan kehadiran sosok lain yang selalu medampingi, yang kehadirannya
menjadi penting dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Syukur itu
juga terpanjat, karena proses pengenalan saya dan suami sampai dengan jenjang
pernikahan dilalui dengan proses Ta’aruf,
yaitu salah satu proses tuntunan syariah islam sebelum adanya akad nikah.
Oleh karena itu tak terpungkiri, rasa kecanggunan dan
kekikukan tercipta ketika di awal-awal pernikahan. Tetapi, karena itulah
semuanya menjadi indah. Walaupun terkadang adanya perbedaan karakter dan
pandangan untuk menyatukan visi dan misi masing-masing untuk mencapai tujuan
bersama. Dan ini juga menjadi sebuah rasa syukur bagi saya, Allah masih
memberikan nikmat kecanggunanan dan kekikukan, Karena realitanya banyak
pasangan-pasangan yang sudah kehilangan nikmatnya rasa canggun dan kikuk diawal
pernikahannya, karena sebelum akad nikah pasangan-pasangan ini sudah terlalu
dekat, bahkan sudah menjalin hubungan yang disebut pacaran. Padahal jelas
sekali, pacaran itu dilarang dalam agama islam karena mendekati zina. Sebagaiman
Allah sudah berfirman didalam Al-Quran surat Al-isra ayat 32, “janganlah kalian mendekati zina, karena
zina itu perbuatan keji dan sesuatu yang buruk”.
Pepatah bijak mengatakan “sesuatu
yang dimulai dengan kebaikan maka akan berakhir dengan kebaikan pula”. Jadi,
tidak salahnya kalau kita memulai segala aktivitas dan keinginan dengan
kebaikan, apalagi pernikahan. Yang merupakan ibadah, pertanggungjawabannya dunia
sampai akherat. Karena pula, yang pernah saya dengar ada 3 katogori bagaimana
jodoh itu didapat, yaitu katagori pertama,
jodoh karena Allah. Jodoh ini didapat sesuai dengan ajaran syariah islam,
dari mulai perkenalan sampai akad nikah terjadi tidak adanya pelanggaran
terhadap ajaran islam, biasanya dilalui dengan proses Ta’aruf. Katogori kedua, jodoh karena nafsu. Jodoh karena nafsu
ini biasanya adanya jalinan sebelum akad nikah berlangsung seperti pacaran. Dan
Katogori ketiga adalah, jodoh karena setan. Jodoh karena setan
adalah pernikahan yang dipaksakan seperti telah melakukan zina besar. Na’uzubillahiminzalik.
Kini setelah karunia yang besar ini telah Allah berikan,
hanya syukur dan doa yang terpanjatkan. Semoga pernikahan ini Barokah, selalu dalam ridho-Nya dan lelaki yang telah Allah
amanahkan untuk berada di sisiku, menemani hari-hariku merupakan, jodoh yang
diberikan oleh-Nya. Harapanku semoga kelak kami dipertemukan kembali dalam
jannah-Nya. Amiinn…
Wallahua’alambisshawab…..
“Jika
aku diberi kesempatan untuk memilih sekali lagi, maka aku akan tetap memilih mu”.
(Ainun Habibie)